Jumat, 05 Agustus 2011

Biografi Wage Rudolf Supratman

Wage Rudolf Supratman lahir di Jatinegara, Batavia (Jakarta) tanggal 09 Maret 1903.
Beliau meninggal tanggal 17 Agustus 1938 di Surabaya.Beliau adalah pengarang lagu kebangsaan “ Indonesia Raya “. Ayahnya bernama Senen, Sersan di Batalyon VIII.
Saudara W.R. Supratman berjumlah 6 (Enam), laki satu, lainnya perempuan. Salah satunya bernama Roekijem. Pada tahun 1914, Soepratman ikut Roekijem ke Makassar. Disana Ia disekolahkan dan dibiayai oleh suami Roekijem yang bernama Willem van Eldik.Soepratman lalu belajar bahasa Belanda di sekolah malam selama 3 tahun, kemudian melanjutkannya ke Normaalschool di Makassar sampai selesai.
Ketika berumur 20 tahun, lalu dijadikan guru di Sekolah Angka 2. Dua tahun kemudian Ia mendapat ijazah Klein Ambtenaar.

Beberapa waktu lamanya Ia bekerja pada sebuah perusahaan dagang. Dari Makassar (sekarang : Ujungpandang), a pindah ke Bandung dan bekerja sebagai wartawan. Pekerjaan itu tetap dilakukannya seaktu sudah tinggal di Jakarta. Dalam pada itu Ia mulai tertarik kepada pergerakan nasional dan banyak bergaul dengan tokoh-tokoh pergerakan. Rasa tidak senang terhadap penjajahan Belanda mulai tumbuh dan akhir dituangkan dalam sebuah buku “Perawan Desa”. Buku itu disita dan dilarang beredar oleh pemerintah Belanda.

Soepratman dipindahkan ke kota Singkang. Di situ lalu tidak lama minta berhenti dan pulang ke Makassar lagi. Roekijem sendiri sangat gemar akan sandiwara dan musik.
Banyak karangannya yang dipertunjukkan di mes militer. Selain itu Roekijem juga senang bermain biola, kegemarannya ini yang membuat WR Soepratman juga senang main musik dan membaca-baca buku musik.

W.R. Soepratman tidak beristri dan tidak mempunyai anak angkat.

Sewaktu tinggal di Makassar, WR. Soepratman memperoleh pelajaran musik dari kakak iparnya yaitu Willem van Eldik, sehingga pandai bermain biola dan kemudian bisa menggubah lagu. Ketika tinggal di Jakarta. Pada suatu kali Ia membaca sebuah karangan dalam majalah Timbul. Penulis karangan itu menantang ahli-ahli musik Indonesia untuk menciptakan lagu kebangsaan.

Soepratman tertantang, lalu mulai menggubah lagu. Pada Oktober 1928 di Jakarta dilangsungkan Kongres PemudaII, Kongres itu melahirkan Sumpah Pemuda. Pada malam penutupan Kongres , tanggal 28 Oktober 1928, Soepratman memperdengarkan lagu ciptaannya secara instrumental di depan peserta umum (secara instruman dengan biola atas saran Soegondo berkaitan dengan kondisi dan situasim pada waktu itu). Pada saat itulah utntuk pertama kalinya lagu Indonesia Raya di kumandangkan di depan umum.
Semua yang hadir terpukau mendengarnya. Dengan cepat lagu itu terkenal dikalangan pergerakan Nasional. Apabila partai-partai politik mengadakan kongres, maka lagu Indonesia Raya selalu dinyanyikan. Lagu itu merupakan perwujudan rasa persatuan dan kehendak untuk merdeka.

Sesuadah Indonesia merdeka, lagu Indonesia Raya di jadikan lagu kebangsaan, lambing persatuan bangsa. Tetapi Wage Rudolf Soepratman, tidak sempat menikmati hidup dalam suasana kemerdekaan.

Akibat menciptakan lagu Indonesia Raya, Ia selalu diburu oleh polisi Hindia Belanda, Karena lagu ciptaannya yang terakhir “Matahari Terbit” pada awal Agustus 1938, Ia ditangkap ketika menyiarkan lagu tersebut dan ditahan dipenjara di Surabaya sampai meninggal pada tanggal 17 Agustus 1938 karena sakit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar